Latest News

Perihal Sahabatku Zaenab Arilaha By Lestarie


Apa kata yang sempurna untuk protes terhadap waktu.?
apa yang pas untuk demo murung diriku, airmataku mampu katakan lebih banyak daripada pesan yang disampaikan sebuah kata

Itu yaitu sepenggal bait yang menggambarkan rasa kalo saya inget dia, "zaenab arilaha" yaitu seorang perempuan, lahir 25 November 1992, ia anak pertama dari 5 bersaudara, ia yaitu sahabatku. Sahabat yang saya kenal ketika saya menginjak Sekolah Menengah kejuruan tepatnya di sebuah Sekolah Farmasi Sekolah Menengah kejuruan Farmasi Asshifa. Entah apa yang menciptakan kami tiba-tiba bersahabat dan nyambung, namun persahabatan itu berakhir. Karena Tuhan-lah yang mengakhiri persahabatan kita di dunia. Kecelakaan pagi itu telah merenggut ia dari keluarga dan teman- temannya. Kepergiannya begitu cepat, tanpa sebuah pesan tersirat.

Pagi itu hari pertama kita masuk sebagai kelas XII, dan hari itu juga hari pertama kita tidak satu kelas lagi sesudah 2 tahun satu kelas alasannya yaitu adanya jadwal pemecahan kelas. Dan pagi itu pula jam 7 pagi saya masih bertemu, ngobrol, bercanda kemudian kita saling mengunjungi kelas satu sama lain, ku masih ingat pancaran senyum dan candaannya pagi itu sebelum ia pergi dan tak pernah kulihat lagi senyum itu. Kemudian, kami seluruh siswa kelas XII berkumpul di aula sekolah jm 9-an dan asing saya gak ketemu dia, zaenab kemana? Tanyaku. Lalu sahabat sekelasnya ngasih tau kalo zaenab tadi pergi sama Fitri sahabat 1 daerah PKLnya ke daerah mereka berdua PKL untuk merevisi laporannya. Tanpa berfirasat jelek saya hanya meng-oh-kan.

Tapi gak usang kemudian saya dengar kabar kalo zaenab kecelakaan dan kini berada di ruang guru. Ya Allah! Aku pribadi berlari ke ruang guru namun seorang sahabat menangis dan berkata 'zaenab meninggal' Ya Allah ini mimpi kan? Mimpi kan Ya Allah? Shock tapi saya masih biasa aja alasannya yaitu masih di ambang percaya gak percaya, dan zaenab tidak ada di ruang guru ia berada di sebuah klinik jauh dari sekolah. Pihak sekolah pun menenangkan para siswa yang mulai rusuh, hening kita doakan zaenab gak kenapa-napa #padahal-saat-itu-zaenab-emang-sudah-benar-benar-wafat.

Akupun segera mencari klinik daerah zaenab di rawat berharap ia memang benar-benar sedang dirawat tanpa tau alamat klinik yang terang jadinya saya menemukan 'Klinik Marlina' ada beberapa guru disana, dan mereka nyuruh saya pribadi masuk. Baru saja saya hingga pintu masuk klinik seorang guru yang dekat dengan kami Ibu Intan memeluk dan berkata 'sabar ya, zaenab udah meninggal' impulsif tangisanku meledak, lemas rasanya saya tak kuasa melihat jenasahnya, lagi-lagi saya takut ini yaitu kenyataan padahal ini sudah faktual dan benar-benar nyata. Dan ini pertama kali saya kehilangan sahabat alasannya yaitu kehendak-Nya.

Beberapa bulan sesudah ia tiada saya masih sering ziarah maupun ke rumahnya untuk silaturahmi dengan keluarganya. Namun, sesudah masuk dunia kerja saya jarang banget hampir tidak pernah lagi mengunjunginya. Maafkan saya zaenab.. Bukan maksud melupakan, tapi tapi dan tapi. Pernah kenal bahkan dekat denganmu itu suatu hal dan kesempatan yang luar biasa, saya banyak berguru darimu, berguru bagaimana hidup yang baik dan siap, semoga siap kalau kapan saja kita di ambil oleh sang maha kuasa. Belajar untuk menghargai setiap detiknya waktu. Kita, teman-temanmu, para sahabatmu berguru banyak, sangat banyak pelajaran. Kamu akan selalu kita kenang, dan kenangan itu akan selalu kita jaga, hingga nanti, hingga kita bersua lagi. Kamu yaitu salah satu bab kisah perjalanan hidup kita. Kamu yaitu sesuatu yang Tuhan kenalkan meski sebentar namun berkesan.

Kami yang merinduimu.

0 Response to "Perihal Sahabatku Zaenab Arilaha By Lestarie"