Makanan ini sanggup kau temukan di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Terutama toko kudapan elok dan tart maupun sentra oleh-oleh. Akan tetapi dengan namanya yang membawa komplemen Ambon, nyatanya makanan ini bukan berasalddari kota di Maluku tersebut. Bagaimana bisa?
Beberapa versi dongeng sejarah bika Ambon
Terdapat beberapa versi dongeng sejarah yang menjelaskan asal seruan dari bika Ambon. Cerita pertama berasal dari penjajahan Belanda di Tanah Deli. Terdapat seorang yang berasal dari Tionghoa yang melaksanakan eksperimen pembuatan kue. Pembuatan kudapan elok tersebut dilakukan di rumahnya yang letaknya bersahabat dengan daerah Jalan Majapahit, Medan.
Orang tersebut menyampaikan kudapan elok yang sudah matang pada pembantunya. Kebetulan pembantu itu yakni seorang laki-laki dari Ambon. Pria itu suka sekali dengan kudapan elok buatan orang Tiongkok tadi dan menghabiskannya dengan bahagia hati. Dari sanalah nama bika Ambon muncul.
Versi lain menyampaikan kalau nama tersebut tiba dari warga Ambon yang sedang merantau ke negeri Jiran. Saat sedang di perantauan ia membawa kudapan elok bika. Pria itu tak tahu apa rasa kuenya, namun sesudah mencobanya ia suka alasannya yakni rasanya enak. Maka dari itu, orang itu tak ingin kembali lagi ke Ambon melainkan singgah di kota Medan dan menjadi terkenal hingga puluhan tahun setelahnya.
Ada juga yang bilang kalau nama makanan itu berasal dari sebuah daerah yang mempunyai nama Amplas. Daerah itu kemudian dibagi menjadi dua kubu yaitu barat sungai dan timur sungai. Untuk sisi barat sungai dinamakan dengan pabrik alasannya yakni adanya pabrik yang mengolah latex. Sementara di sisi timur disebut sebagai kebon alasannya yakni adanya perumahan buruh dan juga kebun cacao dan tembakau.
Bika sendiri diperkenalkan oleh buruh transmigran asal Jawa yang menciptakan kudapan elok itu disana dan memasarkannya di sekitar Medan. Jarak dari Medan ke Amplas sekitar 2 jam. Para penjajah alias orang Belanda pada waktu itu suka dengan bika. Sementara itu seorang pedagang keturunan Tionghoa menyampaikan kerjasama untuk memasarkan bika tersebut.
Bika itu disukai banyak transmigran dan laku elok di pasaran. Warga sekitar kesannya memberi nama bika itu menjadi Bika Amplas-Kebon alias bika Ambon. Namun ada juga yang bilang kalau nama tersebut berasal dari bahasa Medan yang artinya lembut.
Tak ada yang tahu dongeng mana yang benar alasannya yakni semua itu sudah usang terjadi. Yang niscaya ketika ini bika Ambon menjadi salah satu kudapan elok favorit segala kalangan, terutama bika Ambon kukus. Kamu juga tak perlu jauh-jauh ke Medan untuk membelinya. Di setiap daerah niscaya ada yang menjualnya.
Bahan yang dibutuhkan
- 400 mililiter santan kental yang segar
- 300 gram gula pasir
- 150 gram tepung sagu
- 70 mililiter air hangat
- 15 lembar daun jeruk
- 10 kuning telur
- 5 lembar daun pandan
- 2 putih telur
- 2 batang serai
- 1 sendok makan terigu
- I sendok makan fermipan
- 1/2 sendok teh garam
- Buat gabungan biang dari air hangat yang dicampur dengan tepung terigu, ragi instan serta 50 gram gula pasir. Aduk hingga merata dan diamkan selama kurang lebih 20 menit.
- Selanjutnya, ambil bab batang serai yang putihnya saja, kemudian memarkan. Kemudian masak bersama santan, daun jeruk, daun pandan dan garam secukupnya, masak hingga mengental kemudian angkat dan saring.
- Berikutnya kocok kuning telur, gula pasir beserta putih telur hingga gula pasir mengental dan berbusa. Setelah itu, masukkan santan masak, tepung sagu dan biang kemudian ratakan.
- Lanjut, tepuk-tepuk gabungan selama kurang lebih 15 menit. Tutup dengan kain tipis/serbet dan diamkan selama 10 hingga 12 jam.
- Ketika memasuki setengah jam sebelum gabungan siap, nyalakan panggangan kemudian panaskan loyang. Setelah panas, tuangkan gabungan bika ke loyang.
- Panggang kurang lebih 35 menit dengan pintu panggangan sedikit terbuka. Bila gabungan sudah muncul rongga-rongganya, tutup panggangan panggang ulang hingga matang.
- Jika sudah dirasa matang, angkat dan sajikan di piring selagi hangat. Nikmati bersama kopi atau teh hangat.
0 Response to "Resep Bika Ambon, Si Bagus Yang Ternyata Bukan Berasal Dari Ambon"