Anak aku sedang dalam kondisi tidak 100% sehat semenjak 2 hari sebelum keberangkatan, kami sedang dalam lini masa family travel 3 kota. Insya Allah hingga final Mei. Meski kondisi tidak 100% sehat, kini alhamdulillah sudah berangsur-angsur menuju kesembuhan, tapi aku sebagai ibu tetap khawatir lah. Secara last family travel kami, anak aku kena pilek alasannya yaitu kecapean abis dari Surabaya - Malang, hingga Jakarta eksklusif drop alasannya yaitu beliau ikutan jalan kaki.
Sepanjang jalan aku mendorong anak saya, orang2 pada menatap lirih, mungkin heran, anaknya sudah segede karung beras tapi masih didorong asyik, anaknya malas ga mau jalan, anaknya keenakan didorong terus. Kamu hanya dapat bicara ahh.. Anak aku ini Masya Allah kelebihan energi, jikalau dilepas dari strollernya, rumah2annya saja berani beliau panjati hingga atap kemudian loncat turun ke bawah. Energi kau akan habis mengejarnya sebelum beliau kehabisan 3/4 energinya, insya Allah!
Stroller ini juga berfungsi bagi mamy semoga tidak kehabisan energi kejar2 beliau di daerah umum. Bisa fatal kalo mamy kehabisan energi di daerah umum, dan lagi stroller juga bermanfaat "mengikatnya" ketika berada di keramaian dimana banyak hal berbahaya, contohnya di jalan raya. Selagi stroller masih berpengaruh menahan bebannya, kenapa tidak?
0 Response to "Balita Pakai Stroller Bukan Berarti Malas"