Saya menemukan foto ini di instagram.
Mata saya tertakjub dan hati saya bergetar baper karnanya.
Sungguh ini pemandangan indah yg nyata
Yg membuat pandangan saya utk bbrp Saat terpaku di sana.
Sy terus memandanginya.
Lalu;
Sebuah pemahaman bathin terpercik menyala dlm alam renunganku.
Kakek nenek ini..
Saya yakin..
Untuk hingga pd fragmen menggetarkan yg smpt terekam kamera ini; tentu telah melewati perjalanan kehidupan pernikahan yg panjang dan tidak datar datar saja.
Saya yakin;
Samudra rumah tangga yg telah mereka arungi bukanlah samudra yg damai dan tanpa disertai ombak yg bahkan membadai.
Saya yakin;
Kehidupan bersama mereka setelah kesepakatan nikah
Bukan lah pernikahan yg sama sekali tak pernah ada tercecer bahkan tumpah ruah airmata di dalamnya.
Saya yakin;
Mereka telah mengalami turbulansi kehidupan yg tak mudah,
Mereka telah melalui rute pendakian hidup yg terjal dan berbahaya.
Saya yakin;
Mereka telah pernah (barangkali) hampir sekarat melalui ujian demi ujian dalam kehidupan pernikahan mereka.
Ujian yg wajahnya macam2..
Bisa jadi dalam bentuk huruf yg bertolak belakang, finansial yg tersendat2, polah anak2 yg beragam, tetangga yg tak selalunya memberi rasa aman, ruwetnya duduk masalah keluarga besar yg silih berganti,
Atau bahkan dapat jadi juga perihal indahnya "rasa" di masa lalu;
Atau ujian dlm wujud karir yg meningkat, penghasilan yg smakin besar, finansial yg smkin mapan kemudian Keliru seorang dr keduanya (atau mungkin kedua duanya) pernah tergelincir tersilapkan olh gemerlap semu dunia.
Mereka telah melalui usaha panjang utk melewati semua itu.
Maka, lihatlah..
Kini mereka duduk disana.
Mereka cuma duduk.
Sang suami penuh sayang merangkul istrinya, penuh perhatian sekaligus tanggung jawab utk memastikan bahwa istrinya baik2 saja serta penghargaan yg besar dikarnakan telah menemaninya melewati perjalanan hidup yg sulit dan panjang.
Adapun sang istri,
Terlihat begitu nyaman, dan memercayai,
Bhw meskipun sekarang mereka telah renta,
Maka tetaplah; setelah (barangkali) setengah dari umurnya, lokasi paling menenangkan utk bersandar itu ialah di dada suaminya.
Seperti tahun2 yg telah berlalu; sedahsyat apapun angin puting-beliung ujian itu..
Sbg nakhoda..
Ia percaya.
Percaya bahwa suaminya adalh sebaik2 nakhoda.
Mereka disana.
Cuma duduk.
Duduk diantara insan bahkan pasangan lain di sekitarnya.
Tapi,
Rasanya mata ini tak sekedar memandang lahiriah, tp juga tersedot oleh kumparan makna.
Bersebab mereka yg "cuma duduk" itu telah menawarkan pengajaran;
Sebaik baik pengajaran..
"Bahwasannya pernikahn yg baik itu mirip dunia arkeolog.
Semakin lama.. Semakin menua umur pernikahan..maka ia bakal semakin disayang penuh penghargaan. Karena sejatinya dlm usia pernikahan yg panjang ada banyak dongeng heroik usaha dan kepahlawanan. Ada prasasti tanggung jawab dan pengorbanan. Itulah cinta yg halal, mengejawantah, menumbuhkan sekaligus membuat kokoh.
Yg kesemua itu tak bakal kita temui dalam korelasi cinta "abal abal" tanpa kesepakatan suci.., sehebat apapun para pecinta picisan itu membantah dan menganggap cinta saja cukup tanpa Musti menikah.
Melihat foto ini pula,
Melihat trik mereka duduk bersama
Plus tanda sbg penggalan dr jamaah haji/umrah tergantung di dada mereka;
Baper saya berlipat2.
Bhkn smpai ke tingkat menitikkan airmata.
Sembari berharap seharap harapnya;
Kemudian berbisik..
"Suamiku, Hasbi Al Baly
Semoga Rabb kita berkenan mengundang kita menjadi tamuNya suatu Saat nanti.
Seperti sepasang suami istri renta
Namun menggetarkan hati ini"
Semoga terus bersama hingga ke nirwana , mbah....
Note:
Tak selalu memposting foto pasutri itu jelek. Foto ini Keliru satunya.
Terutama bagi saya yg usia pernikahannya bru "hari ahad kemarin".
Ini menggetarkan sekaligus menguatkan hati saya utk terus berpegang tangan, mengarungi samudra hidup dalam pernikahan.
Bagaimana dengan mu??
#MenulisUtkMengingatkanDiriSendiri
Copas dari group wa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Baper Sama Kakek-Nenek yg Mesra ...."