Latest News

Inspirasi Kehidupan Dari Seorang Tokong Gosok Baju Panggilan

Barang Langka
(Re-post dari FB Zie Trisaksono)

"Saya pulang dulu ya mas…”

“Oh, ya. Terimakasih yaa mbak…” jawab saya sambil masih bekerja di depan laptop.

Dia yakni mbak Santi, wanita yg membantu saya dalam urusan menyetrika baju.
Khusus digaji hanya untuk menyetrika saja alasannya pekerjaan rumah tangga lain saya lakukan sendiri.


Sore itu mbak Santi berinisiatif membantu menyapu dan mengepel  lantai rumah alasannya melihat saya hanya tinggal sendirian saja tanpa istri dan anak. Otomatis cucian yg ada di keranjang lebih sedikit dari biasanya.
Dia ingin menunjukkan kompensasi berupa layanan ekstra menyapu & mengepel lantai.

“Eh…sebentar mbak”

Saya buru-buru mencari dompet, cuma ada selembar warna biru.
Lalu lembar satu-satunya itu pun saya berikan pada mbak Santi.

“Ini embel-embel buat mbak”

“Oh…terimakasih ya maas”

Lalu beliau pamit pulang.

Apa yg membuat saya rela menunjukkan embel-embel uang kepadanya?
Apakah alasannya beliau telah melaksanakan pekerjaan tambahan?
Mungkin saja, tapi mungkin juga bukan.
Bukankah beliau melakukannya alasannya memang pekerjaan beliau sore itu hanya sedikit?

yg terperinci niscaya ada kekuatan yg menggerakkan hati & tangan saya untuk melakukannya.
Terlebih duit yg saya kasih ke mbak Santi tinggal satu-satunya yg ada di dompet buat makan malam nanti.

setelah mbak Santi pergi, saya masuk ke ruang setrika untuk membereskan baju.
Saya buka keranjang tiba-tiba menemukan onggokan lembaran uang diatas tumpukan setrikaan.
Jumlahnya hampir sama dengan yg telah saya berikan ke mbak Santi tadi.

Aaah… jadi ini yg menjadikan kekuatan mistik itu menggerakkan hati saya untuk menunjukkan uang embel-embel kepada mbak Santi?!

Kejujuran! 

Ya, di hari ini kejujuran telah menjadi barang yg cukup langka.

Tuhan ingin menunjukkan reward bagi mbak Santi atas kejujurannya, namun Tuhan juga tidak ingin mengambil jatah makan malam saya hari itu.

Disini keadilan Tuhan bekerja.

Walaupun intinya semua yakni duit saya, namun bagi saya uang yg ikut tergiling di mesin basuh yakni uang hilang yg sudah terlupakan dan dianggap tiada. 
Sebaliknya bagi mbak Santi, niscaya telah terjadi perang batin pada dikala menyetrika tadi apakah mengembalikan uang pada saya ataukah menyelipkannya di saku bajunya toh tidak ada yg lihat dan tidak bakal ditanyain oleh saya.

Disitu keimanan yg bekerja.

Bagi orang yg beriman, kita semua percaya dan yakin bahwa rejeki sudah ada yg mengatur. 
Rejeki kita sudah ada takarannya masing-masing. 
Mau diambil dengan trik yg halal maupun dengan trik haram hasil jadinya sama namun tidak sama dalam berkahnya.

Sama dalam hal jumlah, namun rejeki yg diperoleh dengan trik halal bakal mendatangkan keberkahan, ketentraman dan pahala, sebaliknya yg diperoleh dengan trik haram bakal mendatangkan laknat, kecemasan dan dosa.

Semoga kita semua terjaga dari trik-trik curang dan haram itu.

Aamiin.

*) sebuah kisah nyata, diceritakan alasannya terinspirasi dari ngopi-ngopi semalam bareng  Sayuti O Deterna dan Nurul Huda Anasta Putra.

0 Response to "Inspirasi Kehidupan Dari Seorang Tokong Gosok Baju Panggilan"