Latest News

Kisah Dokter Tan : Praktek yg Antik atau Berbeda

Kisah dokter Tan

PRAKTEK yg UNIK

Entah kharisma apa yg dimilikinya? Tapi pasiennya rata-rata gak ada yg ngeyel atau mengelak Saat ditembak oleh Dr. Tan dengan pertanyaan yg tanarnya lebih mirip tuduhan! Habis mau ngeles gimana? Namanya kepengen sembuh, mending jujur kali ya? Tampaknya itu yg terbersit di pikiran mereka. Macam-macam 'tuduhan' beliau, mulai dari tidak patuh terhadap hidangan makan yg disepakati, kemalasan mereka menggerakkan tubuh mirip perintah, atau nekat memakan materi masakan yg dipantangkan bagi mereka.

yg lebih kacau lagi, Saat ia 'mengomeli' seorang pasiennya yg nampaknya terjangkit stroke dan telah berangsur sembuh namun masih enggan melepaskan diri dari tongkatnya. "Jika tidak mau lepas dari tongkat ini, setrik fisik dan mental kau merusak tubuh kau sendiri, coba lepas tongkat itu, lepas!" Saat dilihatnya sang pasien nampak ragu berdiri tanpa ditopang tongkat tersebut. Kemudian Dr. Tan berbitrik macam-macam ke pasiennya untuk menggambarkan keadaan jelek yg mungkin terjadi apabila ia bergantung pada tongkat tersebut, mulai dari penurunan fungsi otot, organ yg terganggu hingga ke masalah psikis di mana ia suatu Saat bakal menyalahkan lingkungan, mulai dari orang sekitarnya hingga ke belum dewasa yg dianggap tidak memperhatikan dirinya. Entah semburan kalimat itu begitu bombastis atau mengandung mantra, hehe, mendadak sang pasien bisa berdiri tanpa masalah walau tongkat itu telah dilepas.

"Lihat kan! Apa rasanya berdiri tanpa tongkat? Tidak jatuh kan?" tukas dr. Tan puas.

INTEROGASI
 Di ruang praktek dia dengan belasan pasien. Walau bersesak-sesakan di ruang yg kecil, namun tidak ada satupun pasien mengeluh atau protes. Di sini Dr. Tan, eksklusif berbitrik "Silahkan mengenalkan diri masing-masing dan keluhannya, tapi ingat! Ini bukan ajang curahan hati, cukup kenalkan, sisanya agarkan saya yg berbitrik!". Wuih, teknik yg unik.

Perlahan-lahan satu persatu pasien berbitrik. Memperkenalkan diri dan keadaan masing-masing. Dr. Tan mendengarkan dengan seksama, kemudian ia memberondong pasien tersebut dengan pertanyaan yg sifatnya personal terkait keadaan kesehatan mereka.

Dr. Tan : "Mengapa Anda kesini?"
Pasien : "Saya merasa obesitas, dok.."
Dr. Tan : "Mengapa obesitas?"
Pasien : "Karena keturunan di keluarga saya.."
Dr. Tan : "Nonsens! Mengapa?!" mulai meninggi nadanya
Pasien : "Ngg.. Anu, mm.. makan saya banyak" mulai terintimidasi
Dr. Tan : "Jika makan bener, banyak juga gak pa-pa! Mengapa?!"
Pasien : "Saya suka makan yg manis-manis, dok"
Dr. Tan : "Nah, itu dia.. Persis!" manggut-manggut puas

"Jangan pernah ada yg bilang, Jika kalian itu sakit lantaran keturunan, itu lebih banyak didominasi bohong! Sedikit sekali penyakit yg menurun lantaran genetika, sedikit!" setelah itu Dr. Tan, dengan gaya yg sangat ekspresif memukul meja di depan dan kemudian mencolokkan jari-jari tangannya ke mulut. "Ini yg membuat penyakit seolah-olah muncul di keluarga sebagai penyakit turunan..." katanya setengah membeliakkan matanya "Keluarga, meja makan dan apa yg kalian makan di sana!".

Atau ini..

Dr. Tan : "Mengapa pak?"
Pasien : "Saya darah tinggi, dok.."
Dr. Tan : "Berapa?"
Pasien : "Sekarang sih lagi minum obat jadi 120-80"
Dr. Tan : "Saya tanya nilai kamu, bukan nilai bikinan guru les!"
Pasien : "He?" bingung
Dr. Tan : "Itu kan bikinan dokter kamu? Bukan darah tinggimu.."
Pasien : "Hehe, iya dok.."
Dr. Tan : "Jadi Jika guru lesmu matek, nilai kau merah lagi?"
Pasien : Tambah bingung
Dr. Tan : "Udah berapa taun minum obat itu"
Pasien : "Lima tahun, dok"
Dr. Tan : "LIMA TAHUN?! Dan gak ada kemajuan, begitu-begitu saja?"
Pasien : "Iya dok, tapi memang gak pernah melonjak lagi.."
Dr. Tan : "Guob* sisan!!!" *membentak sembari memukul meja

Kemudian sambil marah-marah pada dirinya sendiri ia mengungkapkan keheranannya pada pasien yg mau saja berobat bertahun-tahun pada seorang dokter tapi tidak memperlihatkan tanda-tanda perbaikan, hanya berada pada posisi stagnan. Dan pasien itu sudah cukup puas.

"Itu sebabnya pasien yg kena darah tinggi, 'matek'-nya rata-rata bukan lantaran darah tingginya, tapi lantaran liver atau ginjalnya ngambek! Lha wong bertahun-tahun Musti menelan racun. yg konyol ya, pasiennya.. Kok mau? Dan dokternya juga.. Kok tega?"

Ia menuding lagi ke bapak pasien darah tinggi tadi. "5 tahun ke dokter itu, pernah ndak, bapak dikasih tau, Mengapa sakit darah tinggi bisa terjadi? Dan apa langkah pencegahannya supaya tidak hingga sakit, selain minum obat?" Saat sang bapak menggeleng, Dr. Tan menghembuskan nafas kesal dan membanting tubuhnya ke senderan kursi.

"Persis! Guo* tenan!"

BUKAN SPESIALIS
Tapi bukan berMakna dokter satu ini lebih banyak mengomel dan memaki. Ia sangat taktis dalam memperlihatkan klarifikasi bermacam-macam penyakit yg diderita pasiennya. Begitu taktisnya hingga orang paling awam pun rasanya bisa mengerti dengan cukup Mudah apa Maksud oleh beliau. Bandingkan dengan lebih banyak didominasi oknum dokter yg cuma mendengar keluhan pasien, tanpa melihat mata pasien, kemudian menuliskan Resepnya, tanpa melihat mata, kemudian mempersilahkan pasien keluar ruangan, masih dengan tanpa melihat mata.

Dr. Tan lain, ia bahkan memperlihatkan bahasa tubuh yg sangat teatrikal untuk menggambarkan keadaan tubuh yg mengalami masalah, ia juga tidak ragu-ragu berteriak kecewa, bangga atas reaksi juga jawaban pasien yg sesuai atau tidak dengan harapannya. Sebenarnya mengasyikan sekali melihat dokter satu ini Saat berpraktek.

"Bawa saja, belahan tubuh Anda yg sakit itu ke bengkel Astra, minta dibetulin di sana, Jika sudah balikin dan Memasang lagi" Tiba-tiba Keliru satu kalimat pedas Dr. Tan memutus lamunan saya. Ada apa nih?

"Keliru satu puncak kegob***an dunia kedokteran yaitu maraknya spesialisasi ini dan itu di sana-sini. Lalu pasien yg dateng ke mereka diperlakukan layaknya onderdil mobil, dikerjakan satu persatu apabila rusak, bukannya dilihat sebagai satu kesatuan sistem, kapan mau sembuh beneran?" Omelnya dengan nada sangat keras.

Kemudian ia menjelaskan setrik sistematis, mengapa tubuh insan tidak sepatutnya dilihat dari organ per organ. Penyumbatan koroner jantung contohnya, tidak bisa tidak, penyebabnya hampir 100 persen berasal dari makanan, tapi setiap kali pasien penderita jantung koroner pergi menjalani operasi bedah jantung, entah di Memasang ring atau treatment lainnya, langka sekali dokter jantung yg memperlihatkan tuntunan panduan makan setrik cermat kepada pasien. Paling-paling pekerjaan ini dilempar ke dokter hebat gizi, yg kita semua tahu lebih banyak didominasi cuma bisa memperlihatkan Resepnya langsing bukannya Resepnya untuk hidup sehat.

(Jika yg satu ini saya punya pengalaman pribadi, waktu diajak bekerja sama oleh Keliru satu dokter gizi kondang di Jakarta. Waktu saya sodorkan rujukan makan anti stres dengan manipulasi materi masakan terkait dengan produksi zatneurotransmitter. Dokter itu terbengong-bengong, "Wah, saya mah taunya cuma bikin orang langsing doang. Gak tau nih begini-beginian?" Yak ampun? Saya ini bukan hebat gizi, mosok lebih tau konsep food therapy ketimbang dia?)

Makara kembali ke masalah Dr. Tan tadi. Bagaimana seorang pasien bisa sembuh setrik paripurna, Jika dokternya aja saling lempar-lemparan kasus? Ia sekali lagi memaki konsep spesialisisasi setrik sembarang di dunia kedokteran.

"Makanya Jika ada orang tanya saya ini spesialisasi apa? Saya jawab, saya bukan mekanik bengkel, saya dokter!" Ini yaitu Keliru satu kalimat pedas dari dia yg diucapkan Saat dulu pertama bertemu saya.

MAKAN SEHAT & BERGERAK
Akhirnya Dr. Tan memperlihatkan Resepnya sehat bagi setiap pasiennya. Bukan, dia bukan mencatat kalimat-kalimat berbahasa latin untuk diteruskan ke apoteker dan diubah menjadi tablet, pil, salep atau obat cair, tidak! Resepnya yg ditulis oleh Dr. Tan, jangankan seorang apoteker, seorang tukang sayur yg biasa mampir ke rumah Anda pagi-pagi pun bisa mengerti.

 "Jangan ada yg protes, masakan yg saya rujuk ini bisa membuat Anda menikmati hidup atau tidak! Jika mau sembuh, ya? Anda-Anda ini terlihat sekali yaitu orang yg sudah hampir seumur hidup menikmati hidup dengan memanjakan pengecap ke masakan yg enak, tapi Keliru!" Dr. Tan sudah menekankan konsep ini di awal pinjaman Resepnya hidup sehatnya.

"Sekarang Anda Musti membayar harga nikmat tapi membunuh tersebut dengan berdisiplin mengikuti apa yg saya berikan" Tukasnya dengan tatapan tajam.

Apa yg diminta oleh Dr. Tan sangatlah sederhana untuk dimengerti dan dilakukan, tapi bagi para so called 'penikmat hidup', pastilah sangat berat untuk dituruti. Saran dia :

1. "tidak ada gula!"
Orang sering dengan bodohnya mengira bahwa penumpukan lemak itu lahir jawaban konsumsi lemak yg berlebihan. Padahal Dr. Tan mengatakan, "Manusia itu punya threshold untuk lemak, yaitu rasa mual dan muak. langka ada insan yg memakan lemak lebih banyak dari kemampuan tubuhnya menerima". Penumpukan lemak dalam tubuh kita, lebih banyak didominasi lebih kepada konsumsi gula yg berlebihan dalam segala bentuk. Kandungan gula yg terlalu tinggi membuat tubuh mengeluarkan insulin berlebihan untuk menormalkan lonjakan gula darah dan mengakibatkan kelenjar pankreas lelah. Kerusakan pankreas membuat penyakit degeneratif yg sangat populer, Diabetes.

2. "buah dan sayur sebagai sumber karbohidrat"
"Berhenti makan beras, tepung atau sumber karbohidrat umum lainnya! Jika Tuhan mau kita makan beras, kita sudah dikasih tembolok dari lahir!" Masih terkait dengan apa yg diutarakan sebagai konsumsi gula berlebihan, Dr. Tan menekankan pada karbohidrat bakal bermetamorfosis gula, dimana cadangan gula yg berlebihan bakal segera ditransformasikan oleh tubuh dalam bentuk glikogen (disimpan dalam hati - otot) serta trigliserida (lemak). Angka trigliserida tinggi yaitu sumber obesitas yg kini semakin marak menyerang kehidupan manusia.

"Jangan panik, dengan bilang, Jika gak makan nasi tubuh saya lemas" Tukasnya sebelum ada pasien yg protes. "Tubuh Anda membangun kebiasaan, bukan memenuhi keperluan. Pernah liat orang yg habis makan, masakan Padang? setelah dua jam, bukannya semakin kuat, mereka malah menjadi mengantuk! So, Anda bilang Anda lemas, Jika tidak makan nasi?"

Dr. Tan memperlihatkan daftar penggantinya segera. Buah dan sayur sebagai sumber karbohidrat. Ia menyajikan urutan buah-buah yg mempunyai kandungan fructose -gula alami buah- aman. Ia juga menekankan trik menyajikan sayuran yg baik.

"Jangan bilang Anda sudah makan sayur Jika yg dimakan sayur bening atau sayur cap cay, itu bukan sayur, itu sampah dalam bentuk sayur!" Ucapnya dalam nada tinggi. "Sayur dimasak sudah niscaya enzyme-nya mati, gak ada gunanya buat tubuh, paling cuma serat-seratnya aja. Makan sayuran mentah yg dicuci bersih, Jika takut sama petsisida, ya beli yg organic atau tanam sendiri di depan rumah!"

3. tidak ada susu binatang
"Sapi itu begitu anaknya sudah bisa berjalan, ia bakal segera berenti menyusui dan memagarkan anaknya mencari makan sendiri, insan itu satu-satunya species yg cukup gob*** untuk mati-matian mencari susu spesies lain dan merasa membutuhkannya".

Ia kemudian menyambung lagi, "Anak kecil di atas usia 2 tahun dipaksa minum susu, orang tuanya tidak sadar bahwa anak itu bakal mengalami kesulitan pencernaan, lantaran cadangan enzyme-nya bakal terkuras untuk mencerna materi masakan yg semestinya tidak ia konsumsi lagi". Pendapat yg sejalan dengan apa yg diungkapkan oleh Hiromi Shinya perihal Enzyme pangkal atau miskonsepsi dimana intoleransi laktosa kadang dianggap tidak ada Saat sang anak tidak mencret waktu minum susu. Padahal sang anak membuktikan tanda-tanda alergi lain, bisul kulit, eksim, gatal-gatal, sembelit, obesitas, Mudah terjangkit penyakit hingga asma.

Saya sih sudah tahu persis fakta ancaman susu sapi. Dari sisilactose intolerant, casein, non absorb calcium juga gak ada guna-gunanya sedikitpun bagi tubuh. Tapi orang lain? Fakta satu ini membuat mereka terkaget-kaget. Maklum jor-joran uang yg digelontorkan pabrikan susu memang membuat kampanye keperluan insan terhadap cairan produksi hewan ini terasa begitu membahana dan menguasai kehidupan kita.

"Kurang apa Jika kita gak minum susu? Kalsium? Bohong pabrikan itu, Jika gak minum susu kita kekurangan kalsium. Kalsium di susu sapi gak bisa diserap tubuh manusia, titik!" Ia kemudian membuktikan fakta kelicikan produsen susu untuk berkelit dari upaya penipuan Saat orang yg minum susu tetap terjangkit osteoporosis. "Pasti ada goresan pena kecil, sangat kecil, di Keliru satu sudut kotak atau kaleng susu, yg menuliskan kalimat semacam 'Musti disertai dengan atrik fisik yg rutin', jadi mereka bisa mengelak dari pasal penipuan ke masyarakat". Ia juga menertawakan satu produsen susu sapi yg begitu gencar memasarkan produk susu kalsium tapi diembel-embeli dengan kalimat 'berjalan 10.000 langkah perhari'. "Anda mau nyuruh kakek-nenek yg renta berjalan 10 kilometer sehari? Gak keropos bener, tapi yg ada mereka matek, kecape'an" ungkapnya dengan logat Jawa sangat kental.

4. banyak bergerak.
 Sistem limfatik tubuh cuma bisa berfungsi Jika kita bergerak dengan baik.

perjuangan mati-matian di satu sisi tapi melewatkan sisi yg lain, yaitu upaya yg kadang tidak membuahkan hasil maksimal. Menjaga masakan tanpa pernah aktif menggerakan tubuh setrik benar bakal membuat fitalitas kita terganggu. Demikian pula hal sebaliknya.

KESEMBUHAN HAKIKI
Dr. Tan ini Berhadapan dengan segerombolan pasien yg telah menyia-nyiakan kesehatan mereka dengan banyak sekali trik, ia Musti berlaku keras dan kejam, untuk membuat pasiennya sadar dan mengubah gaya hidup mereka sesuai dengan keperluan. "Kita boleh dibilang galak dan saklek. Tapi Jika mau Mengubah kebiasaan jelek orang, kita gak boleh kompromi. Terserah mereka mau melaksanakan atau tidak, it's a matter of choice kok" Benar! If you don't like what we do, don't come to us, but if you think what we do can help you, so come!. Sederhana kan?

Kesehatan itu Musti bersifat hakiki. Jika kita sakit, Musti dicari penyebabnya, bukan cuma gejalanya yg diatasi, itu bukan penyembuhan, tapi mengulur-ngulur permasalahan" Ia mengarahkan padangannya kepada bapak yg terkena darah tinggi tadi.

Dr. Tan Shot Yen
 adalah Keliru satu ikon dunia kesehatan kelas utama di Indonesia, terutama Saat pengobatan naturopati mulai mewabah jawaban menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan konvensional. Metodenya yg unik namun ampuh membuat pasien dia berkembang layaknya bilangan yg dipangkatkan dari waktu ke waktu. Belum lagi tulisan-tulisannya yg trengginas serta mengena bagi banyak pihak, membuat gaung nama dia makin menggema di seantero jagad negeri ini. To make things even bolder, buku yg ditulisnya menjadi Keliru satu mega seller di negeri ini. Mega seller? Ya, Jika dihitung sebagai buku kesehatan, sebuah subjek non terkenal di negara ini. Sebuah bukti bahwa ilmu yg disandangnya dipandang sangat mempunyai kegunaan oleh bermacam-macam pihak.

alamat praktek:
Komplek Perkantoran CBD - BSD City Sektor 3.3 Blok G No. 22
(Ruko Sebelah Teraskota) - Serpong
Telp. (021) 531 64347 atau hp. 0856 271 2067

Mohon maaf panjang banget, tapi sangat bermanfaat.👍👍🙏

====

Copas dari group sebe[truncated by WhatsApp]

0 Response to "Kisah Dokter Tan : Praktek yg Antik atau Berbeda"