Latest News

Cara Mengetahui Nilai Referensi Normal Laboratorium Dan Keterangannya

Obat Net CARA MENGETAHUI NILAI RUJUKAN NORMAL LABORATORIUM DAN KETERANGANNYA
Pengobatan Lewat Internet
illustrasi : Google

Latar Belakang

Agar sanggup memantau keadaan kesehatan kita, perlu dilakukan tes laboratorium secara berkala.Setiap laboratorium dalam memilih nilai ‘normal’tergantung pada alat yang digunakan dan cara pemakaiannya. Tidak ada standar nilai rujukan; angka ini diambil terutama dari laboratorium RSPI-SS, Jakarta; nilai laboratorium lain sanggup berbeda. Kaprikornus angka pada laporan kita harus dibandingkan dengan nilai referensi pada laporan, bukan dengan nilai referensi pada lembaran ini.


Bahaslah hasil yang tidak normal dengan dokter!
Tubuh insan tidak ibarat mesin, dengan unsur yang sanggup diukur secara persis dengan hasil yang selalu sama. Hasil laboratorium kita sanggup berubah-ubah tergantung pada aneka macam faktor, termasuk: jam berapa pola darah atau cairan lain diambil; abuh aktif; tahap abuh HIV; dan makanan (untuk tes tertentu, pola cairan harus diambil dengan perut kosong – tidak ada yang dimakan selama beberapa jam). Kehamilan juga sanggup mempengaruhi beberapa nilai. Oleh lantaran faktor ini, hasil lab yang di luar normal mungkin tidak menjadi masalah.
Pada tabel ini, bila ada perbedaan tergantung pada jenis kelamin, angka ditunjukkan sebagai ‘P’ untuk wanita dan ‘L’ untuk laki-laki.

Laboratorium Darah


Ukuran
Satuan
Nilai Rujukan
Eritrosit (sel darah merah)
juta/µl
4,0 – 5,0 (P)
4,5 – 5,5 (L)
Hemoglobin (Hb)
g/dL
12,0 – 14,0 (P)
13,0 – 16,0 (L)
Hematokrit
%
40 – 50 (P)
45 – 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil
%
0,0 – 1,0
Eosinofil
%
1,0 – 3,0
Batang1
%
2,0 – 6,0
Segmen1
%
50,0 – 70,0
Limfosit
%
20,0 – 40,0
Monosit
%
2,0 – 8,0
Laju endap darah (LED)
mm/jam
< 15 (P)
< 10 (L)
Leukosit (sel darah putih)
103/µl
5,0 – 10,0
MCH/HER
pg
27 – 31
MCHC/KHER
g/dL
32 – 36
MCV/VER
fl
80 – 96
Trombosit
103/µl
150 – 400
Catatan:
Batang dan segmen ialah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan persentase neutrofil saja, dengan nilai referensi 50,0–75,0 persen

Fungsi Hati (LFT)


Ukuran
Satuan
Nilai Rujukan
ALT (SGPT)
U/L
< 23 (P)
< 30 (L)
< 41 U/I (IFCC)
AST (SGOT)
U/L
< 21 (P)
< 25 (L)
< 37 U/I (IFCC)
Alkalin fosfatase
U/L
15 – 69
40 – 129 (IFCC)
GGT (Gamma GT)
U/L
5 – 38
8 – 61 (Persyn&Szaz)
Bilirubin total
mg/dL
0,25 – 1,0
Bilirubin langsung
mg/dL
0,0 – 0,25
Protein total
g/L
61 – 82
Albumin
g/L
37 – 52

Fungsi Ginjal

Ukuran
Satuan
Nilai Rujukan
Kreatinin Darah
U/L
60 – 150 (P)
70 – 160 (L)
Urea
mg/dL
8 – 25
Natrium
mmol/L
135 – 145
Klorida
mmol/L
94 – 111
Kalium
mmol/L
3,5 – 5,0

Profil Lipid

Ukuran
Satuan
Nilai Rujukan
Kolesterol total
mg/dL
150 – 200
HDL
LDL
mg/dL
mg/dL
45 – 65 (P)
35 – 55 (L)
< 100 (Direk)
Trigliserid
mg/dL
120 – 190

Lain-lain

Ukuran
Satuan
Nilai Rujukan
Glukosa (darah, puasa)
mg/dL
70 – 100
Amilase
U/L
30 – 130
Asam Urat
Waktu Protrombin
Kontrol
HBsAg
Anti HAV Ig M


Anti HCV
mg/dL
-
-
2,4 – 5,7 (P)
3,4 – 7,0 (W)
10,7 – 14,3
10,9 – 15,5
NEGATIF : < 1,0 S/CO
atau < 1,0 COI (ECLIA)
NEGATIF : < 1,0 COI
POSITIF : >= 1,0 COI (EIA)
NEGATIF : < 1,0 S/CO
atau < 1,0 COI (EIA)

Pemeriksaan URINE (AIR KENCING)

Glucose  : Negatif
Billirubin  :  Negatif
Keton  :  < 5 mg/dl
Berat Jenis  :  1,001-1,035
pH  :  4,6 – 8,0
Protein  : < 30 mg/dl
Urobilinogen :  < 1,0 EU/dl
Nitrit : Negatif
Blood  : Negatif
Leukosit : Negatif
Sedimen
Sel epitel : Negatif
Leukosit  ;  < 5 LPB
Eritrosit ;  < 5 LPB
Silinder, Kristal dan Bakteri ; Negatif

HITUNG DARAH LENGKAP

Hitung Darah Lengkap Hitung Darah Lengkap (HDL)
Tes laboratorium yang paling umum ialah hitung darah lengkap (HDL) atau complete blood count (CBC). Tes ini menyidik jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit (platelet). Hasil tes menyebutkan jumlahnya dalam darah (misalnya jumlah sel per milimeter kubik) atau persentasenya. Semua sel darah dibentuk di sumsum tulang. Beberapa obat dan penyakit sanggup merusak sumsum tulang sehingga menjadikan berkurangnya jumlah sel darah merah dan putih. Setiap laboratorium memiliki nilai referensi untuk semua hasil tes. Biasanya, tes laboratorium akan memperlihatkan hasil tes yang berada di luar nilai normal.
Laporan hasil sering sulit ditafsirkan. Beberapa angka dilaporkan dengan satuan x103. Ini berarti jumlah yang dicatat harus dikalikan 1.000. Contohnya, bila hasil ialah 8,77 dengan;x103 jumlah sebetulnya ialah 8.770.
Tes Sel Darah Merah
Sel darah merah, yang juga disebut sebagai eritrosit, bertugas mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh.
Fungsi ini sanggup diukur melalui tiga macam tes.
1. Hitung Sel Darah Merah (red blood cell count/RBC) yang menghitung jumlah total sel darah merah; Hemoglobin (Hb) yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru ke pecahan badan lainnya; Hematokrit (Ht atau HCT) yang mengukur persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah.
Orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya memiliki lebih banyak sel darah merah. Ini merupakan upaya badan mengatasi kekurangan oksigen.
Eritrosit, Hb dan Ht yang sangat rendah mengatakan adanya anemia, yaitu sel tidak menerima cukup oksigen untuk berfungsi secara normal. Jika kita anemia, kita sering merasa lelah dan terlihat pucat.
Nilai Hemoglobin (Hb) Bayi gres lahir (14,0 – 24,0 gr/dl), Bayi (10,0 – 15,0 gr/dl), Anak-anak (11,0 – 16,0 gr/dl).
2. Volume Eritrosit
Rata-Rata (VER) atau mean corpuscular volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah merah. MCV yang kecil berarti ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit kronis. MCV yang besar sanggup disebabkan oleh obat HIV, terutama AZT dan d4T. Ini tidak berbahaya.
MCV yang besar mengatakan adanya anemia megaloblastik, dengan sel darah merahnya besar dan berwarna muda.Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan asam folat.
3. Red Blood Cell Distribution Width (RDW) mengukur lebar sel darah merah. Hasil tes ini sanggup membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin.
Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (KHER) atau mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC atau CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan kepekatan hemoglobin. MCH dihitung dengan membagi hemoglobin total dengan jumlah sel darah merah total.
Trombosit atau platelet (PT atau PLT)
Berfungsi membantu menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan dan keropeng. Jika trombosit kita kurang, kita gampang mengalami perdarahan atau memar. Orang HIV-positif kadang trombositnya rendah (disebut trombositopenia). Obat HIV sanggup mengatasi keadaan ini. Trombosit tinggi biasanya tidak punya efek besarpada kesehatan.
Tes Sel Darah Putih
Sel darah putih (disebut juga leukosit) membantu melawan abuh dalam badan kita.
Hitung Sel Darah Putih (white blood cell count/WBC) ialah jumlah total sel darah putih. Leukosit tinggi (hitung sel darah putih yang tinggi) artinya badan kita sedang melawan infeksi. Leukosit rendah artinya ada problem dengan sumsum tulang.
Nilai Leukosit Bayi gres lahir ( 9.000-30.000/uL), Anak < 2 tahun (6.200-17.000 u/L).
Leukosit rendah disebut leukopenia atau sitopenia yang berarti badan kurang bisa melawan infeksi.;
Neutrofil
berfungsi melawan abuh bakteri, dan dilaporkan sebagai persentase leukosit atau %NEUT. Biasa jumlahnya 55-70 persen. Jika neutrofil kita rendah (disebut neutropenia), kita lebih gampang terkena abuh bakteri. Penyakit HIV lanjut, obat HIV ibarat gansiklovir (untuk mengatasi virus sitomegalo, AZT (obat antiretroviral) sanggup menjadikan neutropenia.
Limfosit
Ada dua jenis utama limfosit:
Sel-B untuk menciptakan antibodi, protein khusus yang menyerang kuman; dan sel-T untuk menyerang dan membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Salah satu jenis sel-T ialah sel CD4, yang diinfeksi dan dibunuh oleh HIV. Jumlah limfosit umumnya 20-40 persen leukosit.
Hitung darah lengkap biasanya tidak termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai tambahan. Hasil hitung darah lengkap tetap diharapkan untuk menghitung jumlah CD4, sehingga dua tes ini umumnya dilakukan sekaligus.
Monosit atau makrofag diukur sebagai persentase leukosit (%MONO) dan biasanya 2-8 persen. Sel ini melawan abuh dengan memakan; kuman dan memberi tahu sistem kekebalan badan mengenai kuman apa yang ditemukan.
Monosit beredar dalam darah. Bila monosit ada di jaringan tubuh, mereka disebut makrofag. Jumlah monosit yang tinggi mengatakan adanya abuh bakteri.
Eosinofil (%EOS) biasanya 1-3 persen leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan balasan terhadap parasit. Kadang kala penyakit HIV sanggup menjadikan jumlah eosinofil yang tinggi. Jumlah meningkat terutama jikalau kita diare, kentut, atau perut kembung. Hal ini menandai adanya parasit.
Fungsi basofil (%BASO) tidak begitu dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, contohnya asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1 persen leukosit. Persentase limfosit (%LYMP) mengukur lima jenis sel darah putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk persentase leukosit. Untuk memperoleh limfosit total, nilai ini dikalikan dengan leukosit. Misalnya, bila limfosit 30,2 persen dan leukosit 8.770, limfosit totalnya ialah 0,302 x 8.770 =2.648.

TES KIMIA DARAH

Kalsium, adalah pecahan utama dari tulang dan gigi. Kalsium juga diharapkan biar saraf dan otot bekerja dengan baik, serta untuk reaksi kimia dalam sel. Tubuh kita mengatur jumlah kalsium dalam darah. Namun tingkat protein dalam darah sanggup mempengaruhi hasil tes kalsium (lihat albumin di bawah).
Hasil tes kalsium yang rendah pada Odha biasanya disebabkan oleh tingkat protein yang rendah akhir kekurangan gizi (malanutrisi) atau wasting.Tingkat kalsium yang tidak normal bisa jadi lantaran problem pencernaan.
Fosfor, ibarat juga kalsium, merupakan pecahan utama tulang. Tingkat fosfor yang tinggi untuk jangka waktu yang usang sanggup menjadikan kerusakan pada tulang, saraf dan otot. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh gagal ginjal.
Glukosa, adalah gula, yang diuraikan dalam sel untuk menciptakan tenaga.
Elektrolit, berkaitan dengan keseimbangan cairan dalam sel kita. Elektrolit terutama penting jikalau kita mengalami kehilangan cairan tubuh (kekurangan cairan) atau problem pada ginjal.
Tingkat natrium menunjukkan keseimbangan gula dan air. Natrium juga mengatakan baik-buruknya kerja ginjal dan kelenjar adrenal kita. Umumnya, tingkat natrium yang tidak normal dalam darah mengatakan volume darah yang terlalu rendah (akibat dehidrasi) atau terlalu tinggi.
Keadaan ini juga bisa terjadi jikalau jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya.
Kalium mempengaruhi beberapa organ badan utama, termasuk jantung.
Tingkat kalium sanggup meningkat akhir gagal ginjal, dan sanggup tidak normal akhir muntah atau diare.
Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan tingkat natrium. Ini lantaran natrium klorida, atau garam,adalah pecahan utama dalam darah.
Bikarbonat memperlihatkan system dapar (buffer) dalam darah. Tingkat bikarbonat yang normal mengatakan keasaman darah yang benar. Tingkat yang tinggi sanggup disebabkan oleh tingkat asam laktik yang tinggi dalam darah.

TES FUNGSI GINJAL

Tes dasar untuk fungsi ginjal ialah nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN, atau kadang disebut sebagai urea) dan kreatinin. Tingkat fosfor, natrium atau asam urat yang tidak normal juga sanggup disebabkan oleh ginjal.
BUN mengukur tingkat nitrogen darah.
Nitrogen adalah hasil buangan yang disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dalam air seni. Tingkat BUN yang tinggi sanggup disebabkan oleh makanan berprotein tinggi, kehilangan cairan tubuh atau gagal ginjal atau jantung.
Kreatinin adalah hasil buangan dari pencernaan protein. Tingkatnya dalam darah mengatakan fungsi ginjal. Dokter memakai tingkat kreatinin sebagai petanda pribadi mengenai baik-buruknya kerja ginjal dalam mengeluarkan produk buangan dari tubuh.

TES FUNGSI HATI

Tes laboratorium yang disebut tes fungsi hati (liver function test/LFT) sebetulnya mengukur tingkat enzim yang terdapat dalam hati, jantung dan otot. Enzim ialah protein yang membantu atau meningkatkan reaksi kimia dalam organisme hidup. Tingkat enzim yang tinggi mengatakan kerusakan hati yang bisa diakibatkan oleh obat, alkohol, hepatitis atau penggunaan narkoba.
Pola dari tingkat enzim ini – beberapa di atas tingkat normal dan yang lain normal – sanggup membantu dokter menemukan problem kesehatan tertentu. Tes laboratorium hati mencakup:
ALT, sering juga disebut sebagai SGPT
AST, sering juga disebut sebagai SGOT
Bilirubin, cairan berwarna kuning yang dibentuk pada waktu sel darah merah dihancurkan. Obat antiretroviral indinavir (semacam protease inhibitor) sanggup meningkatkan tingkat bilirubin
Alkalin Fosfatase. Tingkat alkalin fosfatase yang tinggi sanggup menandai gangguan pada anutan air empedu atau kehancuran tulang

Tes Kimia Darah Lain

Kolesterol Total, Konsensus lipid ( < 200 mg/dl =Yang diinginkan, 200-239 mg/dl= batas tinggi, > 240 mg/dl=Tinggi)
Kolesterol Alfa (HDL), Konsensus lipid ( < 40 mg/dl =rendah,   > = 60 mg/dl =Tinggi)
Kolesterol LDL (Direk), Konsensus lipid ( < 100 mg/dl =Optimal, 100-129 mg/dl= mendekati optimal, 130-159 mg/dl= Batas tinggi, 160-189 mg/dl=Tinggi)
Trigliserida, Konsensus lipid ( < 150 mg/dl =Normal, 150-199 mg/dl= Batas tinggi, 200-499 mg/dl= Tinggi, >=500 mg/dl=Sangat Tinggi)
Rasio Kolesterol Total/C.HDL, Berdasarkan Cardio risk index ratio (CRI) (<3 = Low Risk, 3-6 = Normal, >6 = High Risk)
Asam Urat terbentuk akhir penguraian DNA, materi genetik dalam sel.
Asam ini biasanya dikeluarkan oleh ginjal. Tingkat asam urat yang tinggi sebetulnya cukup umum. Jumlahnyayang sangat tinggi sanggup terjadi bila ginjal tidak bisa mengeluarkan asam urat dari darah atau lantaran leukemia (kanker darah) atau limfoma (kanker getah bening )
Albumin adalah protein penting dalam darah. Protein ini mengatur keseimbangan air dalam sel, memberi gizi pada sel, serta mengeluarkan produk buangan.
Tingkat albumin yang rendah biasanya mengatakan problem gizi. Karena albumin mengangkut begitu banyak zat dalam darah, tingkat albumin yang rendah sanggup mempengaruhi hasil tes laboratorium yang lain, terutama kalsium dan testosteron.
Globulin (juga disebut sebagai imunoglobulin) mengukur protein dalam antibodi yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV menjadikan tingkat globulin yang sangat tinggi. Tingkat umumnya dilaporkan untuk IgG, dan untuk IgA, IgD, IgE dan IgM.
Laju Endap Darah (LED) atau SedRate mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah.
LED yang tinggi mengatakan adanya radang. Namun LED tidak mengatakan apakah itu radang jangka lama, contohnya artritis, atau dsebabkan oleh badan yang terjangkit infeksi.
Tes Protein C-Reactive (CRP) adalah tes umum lain untuk peradangan. Ukuran ini naik dan turun lebih cepat daripada LED. Tingkat CRPyang tinggi mungkin mengatakan risiko lebih tinggi terhadap serangan jantung.
Semoga bermanfaat
PENTING..!!!
Hanyalah Alloh SWT yang menyembuhkan kita hanya berusaha, sebelum minum /makan obat tradisional  bacalah Bismillah.
——————————————–
SUMBER : http://spiritia.or.id 

0 Response to "Cara Mengetahui Nilai Referensi Normal Laboratorium Dan Keterangannya"