📜 *KISAH NYATA SEORANG DOKTER SETELAH IKTIKAF DI MESJID 3 HARI*
KISAH NYATA yg inspiratif di Bandung ,
Kisah SEORANG DOKTER :*💉
Sejak pulang dari itikaf di masjid selama tiga hari bersama jamaah dakwah, dokter Agus menjadi pribadi yang berbeda. Sedikit-sedikit bicaranya Allah, sedikit-sedikit bicaranya Rasulullah.
Cara makan dan cara tidurnya pun berbeda, katanya itulah cara tidur Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Rupanya, pengalaman itikaf dan berguru di masjid betul-betul berkesan baginya. Ada semangat baru.
Namun dia juga jadi lebih banyak merenung. Dia selalu teringat-ingat dengan kalimat yang dibicarakan amir jamaah.
“Obat tidak sanggup menyembuhkan, yang menyembuhkan yaitu Allah.
Obat sanggup menyembuhkan berhajat kepada Allah, sebab sunnatullah.
Sedang Allah menyembuhkan, tidak berhajat melalui obat.
Allah sanggup menyembuhkan dengan obat atau bahkan tanpa obat.
Yang menyembuhkan bukanlah obat, yang menyembuhkan yaitu Allah.”
Dia-pun merenung, bukan hanya obat, bahkan dokter pun tidak punya upaya untuk memberi kesembuhan. Yang memberi kesembuhan yaitu Allah.
Sejak itu, sebelum menyidik pasiennya, ia selalu bertanya.
“Bapak sebelum ke sini sudah izin dulu kepada Allah?” atau “Sudah berdoa meminta kesembuhan kepada Allah?” atau “Sudah lapor dulu kepada Allah?"
Jika dijawab belum (kebanyakan memang belum), dia meminta pasien tersebut mengambil air wudhu, dan shalat dua rakaat di daerah yang telah disediakan
Jika menunjukkan obat, dia pun berpesan dengan kalimat yang sama. “Obat tidak sanggup menyembuhkan, yang menyembuhkan yaitu Allah. Namun berobat yaitu sunnah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan sebagai ikhtiar dan sunnatullah, semoga Allah mau menyembuhkan”.
Ajaib! banyak pasien yang sembuh.
Jika diperiksa dengan ilmu medis, peluang sehatnya hampir tidak ada, ketika diberikan terapi “Yakin” yang diberikan beliau, menjadi sehat.
Pernah ada pasien yang mengeluh sakit, dia minta semoga orang tsb. untuk shalat dua rakaat (minta ampun dan minta kesembuhan kepada Allah), ketika tamat shalat pasien tersebut pribadi merasa sehat dan tidak jadi berobat.
Rudi, Asistennya bertanya, kenapa dia pribadi sembuh?
Dr. Agus katakan, sanggup jadi sumber sakitnya ada di hati, hati yang gersang sebab jauh dari Allah.
Efek lain yaitu pasiennya pulang dalam keadaan bahagia dan gembira. Karena tidak hanya fisiknya yang diobati, namun batinnya pun terobati.
Hati yang sehat, menciptakan fisik yang kuat. Dan sebaik-baik obat hati yaitu Dzikir, Al-Quran, Wudhu, Shalat, Do'a dan tawakal pada Allah.
Pernah ada pasien yang jantungnya bermasalah dan harus dioperasi.
Selain “Yakin”, dia juga mengajarkan terapi cara hidup Rasulullah. Pasien tersebut diminta mengamalkan satu sunnah saja, yaitu sunnah tidur. Sebelum tidur berwudhu, jikalau sanggup shalat dua rakaat, berdoa, berdzkir, menutup aurat, posisi kanan yaitu kiblat, dan badan miring ke kanan.
Seminggu kemudian, pasien tersebut diperiksa. Alhamdulillah, tidak perlu dilakukan operasi. Allah telah memberi kesembuhan atasnya.
Ada juga pasien yang ginjalnya bermasalah. Beliau minta semoga pasien tersebut mengamalkan sunnah makan dan sunnah di dalam WC. Makan dengan duduk sunnah sehingga posisi badan otomatis membagi perut menjadi 3 (udara, makanan, dan air). Kemudian buang air kecil dengan cara duduk sunnah, menguras habis-habis kencing yang tersisa dengan berdehem 3 kali, mengurut, dan membasuhnya dengan bersih.
Seminggu kemudian, ketika diperiksa ternyata Allah berikan kesembuhan kepada orang tersebut.
Rudi pernah sedikit protes. Sejak melibatkan Allah, pasiennya jadi jarang bolak-balik dan berisiko mengurangi pendapatan beliau.
Namun Dr. Agus katakan bahwa rezeki yaitu urusan Allah. Dan dia jawab dengan kalimat yang sama dengan redaksi yang berbeda, bahwa “Sakitnya pasien tidak sanggup mendatangkan rezeki, yang memberi rezeki yaitu Allah. Allah juga sanggup mendatangkan rezeki tanpa melalui sakitnya pasien”.
Enam bulan berikutnya seorang pasien yang pernah sembuh sebab diminta shalat oleh beliau, tiba ke klinik, mengucapkan terima kasih, dan berniat mengajak dokter serta asistennya umroh bulan depan.
Dr. Agus kemudian memanggil Rudi ke dalam ruangan. Sebenarnya dia tahu bahwa Rudi ingin: sekali berangkat umrah. Namun kali ini dia ingin bertanya pribadi dengannya.
“Rudi, bapak ini mengajak kita untuk umrah bulan depan, kau bersedia?”
Rudi tidak menjawab, namun matanya berbinar, air matanya tampak mau jatuh.
“Sebelum menjawab, saya izin shalat dulu pak,” ucapnya lirih. Ia shalat usang sekali, tampaknya ini shalat dia yang paling khusyu'.
Pelan, terdengar dia terisak-isak menangis dalam doanya.
------
Demikian mudah-mudahan dongeng yang di bagikan membawa banyak manfaat,..... dongeng nyata...........
Dr. Agus Thosin, SpJP (Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah) praktek di RSAI Bandung
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈
KISAH NYATA yg inspiratif di Bandung ,
Kisah SEORANG DOKTER :*💉
Sejak pulang dari itikaf di masjid selama tiga hari bersama jamaah dakwah, dokter Agus menjadi pribadi yang berbeda. Sedikit-sedikit bicaranya Allah, sedikit-sedikit bicaranya Rasulullah.
Cara makan dan cara tidurnya pun berbeda, katanya itulah cara tidur Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Rupanya, pengalaman itikaf dan berguru di masjid betul-betul berkesan baginya. Ada semangat baru.
Namun dia juga jadi lebih banyak merenung. Dia selalu teringat-ingat dengan kalimat yang dibicarakan amir jamaah.
“Obat tidak sanggup menyembuhkan, yang menyembuhkan yaitu Allah.
Obat sanggup menyembuhkan berhajat kepada Allah, sebab sunnatullah.
Sedang Allah menyembuhkan, tidak berhajat melalui obat.
Allah sanggup menyembuhkan dengan obat atau bahkan tanpa obat.
Yang menyembuhkan bukanlah obat, yang menyembuhkan yaitu Allah.”
Dia-pun merenung, bukan hanya obat, bahkan dokter pun tidak punya upaya untuk memberi kesembuhan. Yang memberi kesembuhan yaitu Allah.
Sejak itu, sebelum menyidik pasiennya, ia selalu bertanya.
“Bapak sebelum ke sini sudah izin dulu kepada Allah?” atau “Sudah berdoa meminta kesembuhan kepada Allah?” atau “Sudah lapor dulu kepada Allah?"
Jika dijawab belum (kebanyakan memang belum), dia meminta pasien tersebut mengambil air wudhu, dan shalat dua rakaat di daerah yang telah disediakan
Jika menunjukkan obat, dia pun berpesan dengan kalimat yang sama. “Obat tidak sanggup menyembuhkan, yang menyembuhkan yaitu Allah. Namun berobat yaitu sunnah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan sebagai ikhtiar dan sunnatullah, semoga Allah mau menyembuhkan”.
Ajaib! banyak pasien yang sembuh.
Jika diperiksa dengan ilmu medis, peluang sehatnya hampir tidak ada, ketika diberikan terapi “Yakin” yang diberikan beliau, menjadi sehat.
Pernah ada pasien yang mengeluh sakit, dia minta semoga orang tsb. untuk shalat dua rakaat (minta ampun dan minta kesembuhan kepada Allah), ketika tamat shalat pasien tersebut pribadi merasa sehat dan tidak jadi berobat.
Rudi, Asistennya bertanya, kenapa dia pribadi sembuh?
Dr. Agus katakan, sanggup jadi sumber sakitnya ada di hati, hati yang gersang sebab jauh dari Allah.
Efek lain yaitu pasiennya pulang dalam keadaan bahagia dan gembira. Karena tidak hanya fisiknya yang diobati, namun batinnya pun terobati.
Hati yang sehat, menciptakan fisik yang kuat. Dan sebaik-baik obat hati yaitu Dzikir, Al-Quran, Wudhu, Shalat, Do'a dan tawakal pada Allah.
Pernah ada pasien yang jantungnya bermasalah dan harus dioperasi.
Selain “Yakin”, dia juga mengajarkan terapi cara hidup Rasulullah. Pasien tersebut diminta mengamalkan satu sunnah saja, yaitu sunnah tidur. Sebelum tidur berwudhu, jikalau sanggup shalat dua rakaat, berdoa, berdzkir, menutup aurat, posisi kanan yaitu kiblat, dan badan miring ke kanan.
Seminggu kemudian, pasien tersebut diperiksa. Alhamdulillah, tidak perlu dilakukan operasi. Allah telah memberi kesembuhan atasnya.
Ada juga pasien yang ginjalnya bermasalah. Beliau minta semoga pasien tersebut mengamalkan sunnah makan dan sunnah di dalam WC. Makan dengan duduk sunnah sehingga posisi badan otomatis membagi perut menjadi 3 (udara, makanan, dan air). Kemudian buang air kecil dengan cara duduk sunnah, menguras habis-habis kencing yang tersisa dengan berdehem 3 kali, mengurut, dan membasuhnya dengan bersih.
Seminggu kemudian, ketika diperiksa ternyata Allah berikan kesembuhan kepada orang tersebut.
Rudi pernah sedikit protes. Sejak melibatkan Allah, pasiennya jadi jarang bolak-balik dan berisiko mengurangi pendapatan beliau.
Namun Dr. Agus katakan bahwa rezeki yaitu urusan Allah. Dan dia jawab dengan kalimat yang sama dengan redaksi yang berbeda, bahwa “Sakitnya pasien tidak sanggup mendatangkan rezeki, yang memberi rezeki yaitu Allah. Allah juga sanggup mendatangkan rezeki tanpa melalui sakitnya pasien”.
Enam bulan berikutnya seorang pasien yang pernah sembuh sebab diminta shalat oleh beliau, tiba ke klinik, mengucapkan terima kasih, dan berniat mengajak dokter serta asistennya umroh bulan depan.
Dr. Agus kemudian memanggil Rudi ke dalam ruangan. Sebenarnya dia tahu bahwa Rudi ingin: sekali berangkat umrah. Namun kali ini dia ingin bertanya pribadi dengannya.
“Rudi, bapak ini mengajak kita untuk umrah bulan depan, kau bersedia?”
Rudi tidak menjawab, namun matanya berbinar, air matanya tampak mau jatuh.
“Sebelum menjawab, saya izin shalat dulu pak,” ucapnya lirih. Ia shalat usang sekali, tampaknya ini shalat dia yang paling khusyu'.
Pelan, terdengar dia terisak-isak menangis dalam doanya.
------
Demikian mudah-mudahan dongeng yang di bagikan membawa banyak manfaat,..... dongeng nyata...........
Dr. Agus Thosin, SpJP (Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah) praktek di RSAI Bandung
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈
0 Response to "Sehat Alasannya Yakni Syariat Itikaf Di Masjid"