Diet ini bertujuan menawarkan masakan secukupnya guna mempercepat perbaikan faal hati tanpa memberatkan pekerjaannya.
Syarat diet ini yaitu kalori tinggi, hidrat arang tinggi, lemak sedang, dan protein diadaptasi dengan tingkat keadaan klinik pasien. Diet diberikan setrik berangsur, diadaptasi dengan nafsu makan dan toleransi pasien terhadap protein. Diet ini Musti cukup mineral dan vitamin; garam rendah Jika ada retensi garam/air, cairan dibatasi Jika ada asites hebat; serta Mudah dicerna dan tidak merangsang. Bahan masakan yg menjadikan gas dihindari.
Diet hati I berupa cairan mengandung karbohidrat sederhana dengan cairan kurang lebih 2 liter sehari Jika tidak ada asites. Diet ini diindikasikan untuk sirosis hepatis berat, hepatitis infeksiosa akut dalam keadaan prekoma atau segera setelah pasien sanggup makan kembali. Bila ada asites dan diuresis belum sempurna, cairan maksimum 1 liter sehari. Makanan ini rendah dalam kalori (1025 kalori), protein (7 g), kalsium (0,2 g), besi (9,3 mg), dan tiamin (0,6 mg) serta sebaiknya tidak diberikan lebih dari 3 hari. Untuk menambah kalori, selain masakan sanggup ditambahkan infus glukosa.
Diet hati II diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30 g sehari) dan lemak diberikan dalam bentuk Mudah dicerna. Diet ini diindikasikan Jika keadaan akut atau prekoma sudah sanggup diatasi dan pasien sudah mempunyai nafsu makan. Menurut beratnya retensi garam/air, masakan diberikan sebagai diet hati II rendah garam. Bila ada asites jago dan tanda diuresis belum baik, diberikan diet rendah garam I. Makanan ini rendah kalori (1475 kalori), kalsium (0,2 g), besi (9,3 mg), dan tiamin (0,5 mg), dan sebaiknya diberikan beberapa hari saja.
Diet hati III merupakan masakan perpindahan dari diet hati II atau bagi pasien yg nafsu makannya cukup. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Protein diberikan 1 g/kg BB, jumlah lemak sedang dalam bentuk yg Mudah dicerna. Makanan ini cukup mengandung kalori (2013 kalori), besi (16,6 mg), vitamin A dan C, tetapi kurang kalsium (0,3 mg) dan tiamin (0,8 mg).
Diet hati IV diberikan sebagai masakan perpindahan dari diet hati III atau pada pasien hepatitis infeksiosa dan sirosis hepatis yg nafsu makannya telah baik, telah sanggup mendapatkan protein, dan tidak memperlihatkan tanda-tanda sirosis hepatis aktif. Menurut kesanggupan pasien, masakan diberikan dala bentuk lunak atau biasa. Makanan ini mengandung kalori tinggi, protein tinggi, lemak cukup, karbohidrat tinggi, serta vitamin dan mineral cukup. Nilai gizi masakan ini yaitu 2554 kalori, 91 g protein, 64 g lemak, dan 0,7 karbohidrat. Menurut beratnya retensi garam/air, masakan diberikan sebagai diet hati IV rendah garam. Bila ada asites jago dan tanda-tanda diuresis belum baik, diberikan diet rendah garam I.
Bahan masakan yg dilarang diberikan yaitu sumber lemak, yaitu semua masakan dan daging yg banyak mengandung lemak, mirip daging kambing dan babi serta materi masakan yg menjadikan gas, mirip ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka.
Syarat diet ini yaitu kalori tinggi, hidrat arang tinggi, lemak sedang, dan protein diadaptasi dengan tingkat keadaan klinik pasien. Diet diberikan setrik berangsur, diadaptasi dengan nafsu makan dan toleransi pasien terhadap protein. Diet ini Musti cukup mineral dan vitamin; garam rendah Jika ada retensi garam/air, cairan dibatasi Jika ada asites hebat; serta Mudah dicerna dan tidak merangsang. Bahan masakan yg menjadikan gas dihindari.
Diet hati I berupa cairan mengandung karbohidrat sederhana dengan cairan kurang lebih 2 liter sehari Jika tidak ada asites. Diet ini diindikasikan untuk sirosis hepatis berat, hepatitis infeksiosa akut dalam keadaan prekoma atau segera setelah pasien sanggup makan kembali. Bila ada asites dan diuresis belum sempurna, cairan maksimum 1 liter sehari. Makanan ini rendah dalam kalori (1025 kalori), protein (7 g), kalsium (0,2 g), besi (9,3 mg), dan tiamin (0,6 mg) serta sebaiknya tidak diberikan lebih dari 3 hari. Untuk menambah kalori, selain masakan sanggup ditambahkan infus glukosa.
Diet hati II diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30 g sehari) dan lemak diberikan dalam bentuk Mudah dicerna. Diet ini diindikasikan Jika keadaan akut atau prekoma sudah sanggup diatasi dan pasien sudah mempunyai nafsu makan. Menurut beratnya retensi garam/air, masakan diberikan sebagai diet hati II rendah garam. Bila ada asites jago dan tanda diuresis belum baik, diberikan diet rendah garam I. Makanan ini rendah kalori (1475 kalori), kalsium (0,2 g), besi (9,3 mg), dan tiamin (0,5 mg), dan sebaiknya diberikan beberapa hari saja.
Diet hati III merupakan masakan perpindahan dari diet hati II atau bagi pasien yg nafsu makannya cukup. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Protein diberikan 1 g/kg BB, jumlah lemak sedang dalam bentuk yg Mudah dicerna. Makanan ini cukup mengandung kalori (2013 kalori), besi (16,6 mg), vitamin A dan C, tetapi kurang kalsium (0,3 mg) dan tiamin (0,8 mg).
Diet hati IV diberikan sebagai masakan perpindahan dari diet hati III atau pada pasien hepatitis infeksiosa dan sirosis hepatis yg nafsu makannya telah baik, telah sanggup mendapatkan protein, dan tidak memperlihatkan tanda-tanda sirosis hepatis aktif. Menurut kesanggupan pasien, masakan diberikan dala bentuk lunak atau biasa. Makanan ini mengandung kalori tinggi, protein tinggi, lemak cukup, karbohidrat tinggi, serta vitamin dan mineral cukup. Nilai gizi masakan ini yaitu 2554 kalori, 91 g protein, 64 g lemak, dan 0,7 karbohidrat. Menurut beratnya retensi garam/air, masakan diberikan sebagai diet hati IV rendah garam. Bila ada asites jago dan tanda-tanda diuresis belum baik, diberikan diet rendah garam I.
Bahan masakan yg dilarang diberikan yaitu sumber lemak, yaitu semua masakan dan daging yg banyak mengandung lemak, mirip daging kambing dan babi serta materi masakan yg menjadikan gas, mirip ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka.
Kapita Selekta Kedokteran
Fak Kedokteran UI
0 Response to "Diet Pada Penyakit Hati"