Masyarakat masih memandang keperkasaan atau kejantanan seorang laki-laki diukur dari kekuatan fisiknya. Pria yg mengalami impotensi dianggap tidak perkasa lagi. Benarkah?
Menurut dr Nugroho Setiawan MS SpAnd, pandangan di atas sangat keliru dan sanggup menimbulkan stigma atau pandangan negatif terhadap orang yg mengalami persoalan tersebut. Karena itu, istilah impoten atau impotensi kini tidak lagi dipakai dan diganti dengan gangguan (disfungsi) ereksi.
Gangguan ereksi yaitu Keliru satu bentuk gangguan fungsi seksual, di mana seorang laki-laki tidak bisa untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksinya selama berafiliasi seksual. Masalah ini bukan haya dialami laki-laki yg berumur paruh baya ke atas, tapi juga laki-laki dewasa.
Ada beberapa faktor penyebab terganggunya ereksi. Setrik garis besar, gangguan ereksi sanggup dikarenakan faktor fisik, psikis (kejiwaan), atau adonan kedua faktor ini.
Beberapa jenis penyakit (diabetes, ginjal), cedera pada saraf tulang belakang sanggup menjadikan kerusakan pada saraf, pembuluh darah, otot atau jaringan ikat pada penis. Obat-obat tertentu, antara lain obat tekanan darah tinggi, obat penekan nafsu makan, dan obat penenag, juga sanggup menimbulkan pengaruh samping berupa gangguan ereksi. Stres, depresi, rasa cemas yg berlebihan, atau rasa takut gagal dalam melaksanakan hubungan seksual juga sanggup menjadikan timbulnya gangguan ereksi.
supaya lebih sanggup ereksi, maka dibutuhkan kerjasama yg kompak antara otak, pembuluh darah, saraf dan hormon dari lelaki tersebut. Proses kolaborasi ini diawali dengan adanya rangsangan seksual (sentuhan, ciuman, imajinasi). Rangsangan ini memicu otak untuk mengirimkan sinyal ke penis melalui sistem saraf. Selanjutnya, sinyal dari otak tersebut mengakibatkan dilepaskannya suatu zat kimia yaitu nitrogen oksida (NO). NO ini mengaktifkan enzim guanilat siklase yg bakal meningkatkan kadar siklik guanosin monofosfat (cGMP) dalam jaringan erektil penis (korpus kavernosum).
Peningkatan kadar cGMP menjadikan pengenduran otot-otot polos dalam korpus kavernosum penis dan pelebaran pembuluh nadi penis. Dengan begitu, memungkinkan lebih banyak darah yg masuk ke penis. Penis jadi membesar, mengeras, dan disebut ereksi.
Pria yg mengalami gangguan ereksi seringkali merasa dirinya cacat dan tidak utuh lagi sebagai seorang lelaki. Masalah ini tak langka membuat laki-laki tertekan, takut, cemas setiap kali hendak melaksanakan hubungan seksual dengan pasangannya. keadaan stres ini justru bakal semakin memperberat gangguan ereksi yg terjadi. Sayangnya, banyak yg tidak menyadari bahwa gangguan ereksi merupakan persoalan serius yg juga berdampak pada pasangannya.
Oleh: dr Nugroho Setiawan MS SpAnd, konsultan seksual okezone.com
Jawa Pos
0 Response to "Menguak Laki-Laki Tidak Perkasa Lagi"