Banyak perempuan berdalih tidak bisa menyusui bayi lantaran air susu ibu (ASI) tidak lancar. Kuncinya rileks dan bahagia. Proses menyusui tak sekadar memberi minum bayi melalui payudara ibunya. Lebih dari itu, dalam derma ASI terkandung makna ikatan perasaan (emotional bonding) yg bakal mempererat korelasi ibu dan bayinya. Bisa dibilang menyusui sebagai sebagai proses spiritual yg membutuhkan konsentrasi, kenyamanan, serta ketenangan hati dan pikiran.
Praktisi penyembuhan holistik, Reza Gunawan mengatakan, setiap orang yaitu penyembuh terbaik bagi dirinya sendiri. Demikian pula keadaan ASI yg tidak lancar atau mampet bisa jadi dikarenakan masalah yg berakar pada diri si ibu sendiri.
Sekitar 70% perkara pasien anak dan bayi, ternyata sumber masalah juga ada pada orangtuanya. Sehingga, tak hanya si anak yg perlu disembuhkan, orangtuanya pun perlu penyembuhan diri sendiri. Pemberian ASI yg sangat baik untuk fisik dan kejiwaan bayi. supaya produksi ASI senantiasa lancar, si ibu Musti rileks dan menjauhkan stres. Menyusui itu melibatkan pikiran.
Lantas, apa hubungannya rasa senang dengan ASI? pabrik ASI berafiliasi dengan hormon oksitosin. Produksi hormon tersebut bakal meningkat Saat seseorang berada dalam keadaan senang mirip dikala jatuh cinta, mendapatkan hadiah, termasuk menerima anugerah terindah berupa kelahiran si buah hati. Tak heran bila hormon itu disebut juga sebagai hormon cinta.
Pengalaman menjadi ibu merupakan pengalaman penuh cinta. Kontak fisik antara ibu-bayi sanggup menjadikan kehangatan dan kasih sayang. Rasa senang itu kemudian memicu hormon oksitosin berproduksi lebih banyak sehingga kualitas dan kuantitas ASI pun lebih baik serta mengalir deras. Sebaliknya, jikalau stres mendominasi, kadar oksitosin menurun sehingga produksi ASI ikut turun. Bila si ibu makin panik, ASI pun makin mampet. Kaprikornus kuncinya yaitu rileks dan tidak stres. Bagaimana trik si ibu mengelola kesehatan dan keselarasan jiwanya bakal kuat signifikan pada produksi ASI.
Berdasarkan pengalaman, ada beberapa kekhawatiran yg kerap menghinggapi seorang ibu, apalagi yg gres melahirkan anak pertamanya. Misalnya, ketakutan kekurangan ASI, repot lantaran ibu bekerja, sakit dikala menyusui, khawatir hilang kebebasan hidup dan masalah korelasi dalam keluarga serta pekerjaan. Selain itu, stress berat seputar kehamilan, menyusui dan mengasuh anak yg belum tuntas juga sering kali menjadi permasalahan yg terlalu dipikirkan oleh ibu seusai melahirkan. Mengingat masalah kerap bersumber dari dalam pikiran sendiri, kaum ibu disarankan untuk tidak mengabaikan diri sendiri. Maknanya, untuk bisa mengasuh anak dengan baik, ibu Musti merawat dan membahagiakan dirinya sendiri juga.
Manusia yaitu makhluk bioelektromagnetik. Setiap detik jantung berdetak, ada pantrikn gelombang elektromagnetik yg memengaruhi orang lain di sekitar. Pikiran positif yg jauh dari stres bakal memancarkan aura positif bagi lingkungan sekitarnya. Hal yg sama terjadi dari ibu ke bayinya dikala menyusui. Setiap hari sempatkan untuk berada dalam keadaan hening selama beberapa saat. Caranyanya bisa dengan yoga, dikala beribadah, berdiam di kamar atau toilet.
Setiap bayi yg lahir ke dunia berhak menerima perawatan fisik dan jiwa yg memadai. Proses menyusui melibatkan otak dan pikiran. Tepatnya paduan 3B, yaitu baby, breast, brain. Baby (bayi) merangsang breast (payudara) melalui atrik menyusu untuk mengirimkan sinyal ke brain (otak). Sehingga brain sanggup memerintah breast untuk menghasilkan ASI bagi baby. Unsur 3B tadi Musti optimal dan kompak. Caranyanya, baby Musti menyusu dengan posisi tubuh dan pelekatan yg benar, breast Musti sesering mungkin diisap dan dikosongkan, dan brain Musti dalam keadaan rileks, tidak stres, prositive thinking dan percaya diri.
Oleh Sumber:
Reza Gunawan, pimpinan True Nature Holistic Healing
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI)
Jawa Pos
0 Response to "Menyusui Pengalaman Membahagiakan"