Latest News

Rezeki Tiba Dari Arah yg Tak Disangka

PERISTIWA ini saya alami pada tahun 2007. Kaprikornus 10 tahun yg lalu.Saat itu, hanya satu bulan setelah anak saya yg kedua lahir, saya menganggur—perusahaan memberhentikan semua karyawannya (termasuk saya) begitu saja, tanpa memperlihatkan pesangon sepeserpun. Kehilangan pekerjaan, tidak punya tabungan sama sekali, dan dengan dua orang anak yg masih kecil, sesaat kehidupan mirip ingin berhenti.

 hanya satu bulan setelah anak saya yg kedua lahir Rezeki Datang Dari Arah yg Tak Disangka

Suatu pagi, Saat saya sedang menjemur pakaian, (itu merupakan pekerjaan saya pada pagi hari), seorang gadis tiba ke pekarangan rumah kontrakan saya dengan tergopoh-gopoh. Matanya berkaca-kaca dan ia bitrik dengan bunyi tangis yg tersendat, “Maaf Pak, saya menganggu…” ujarnya, tanpa basa-basi, “Saya berasal dari Cikampek dan saya hendak ke Plered. Saya kehabisan ongkos. Jika Bapak berkenan saya ingin menjual kerudung yg tengah saya pakai ini sama Bapak…. Saya sudah tidak punya uang lagi…”

Saya mengernyitkan kening. Bingung gimana menanggapinya. Saya kemudian tak urung memintanya untuk menunggu sebentar, dan saya menemui istri di kamar yg tengah menyusui bayi pria saya. Saya terangkan permasalahannya, dan kemudian bertanya padanya, “Kita punya uang berapa lagi sekarang?”

Istri saya menjawab, “Tinggal dua puluh ribu lagi….”

Saya terdiam, namun kemudian berbitrik dengan bunyi sedikit serak. “Bagi dua ya. Kita sedekahkan setengahnya…”

Istri saya setuju. Jauh di lubuk hati saya berpikir keras, cukup apa kemudian Rp. 10 ribu sisanya buat saya untuk keperluan satu hari saja? Ada bayi dan seorang anak kecil, dan dua orang sampaumur di rumah ini yg perlu makan? Tapi saya tidak berpikir panjang lagi.

Kemudian saya menemui gadis itu yg sudah mencopot kerudungnya. “Berapa lagi yg kau perlukan untuk hingga ke Plered?” tanya saya.

Jawabnya, “Sekitar Rp. 6000, Pak…”.

“Maaf, ini saya hanya punya segini, supaya dapat bermanfaat…” ujar saya.

Gadis itu menyodorkan kerudungnya, “Ini kerudungnya, Pak…”

Saya menggeleng, “Tidak. Kamu pakai kerudung kau lagi. Bantuan saya tidak ada apa-apanya, hanya supaya saja dapat membantu kamu, setidaknya untuk hingga ke Plered, tujuan kamu…”

Gadis itu menangis lagi, “Terima kasih, Bapak. Saya sudah semenjak dari tadi, sudah semenjak dari jalan besar sana meminta bantuan, tapi tidak ada yg mau menolong saya… Terima kasih, Bapak…”

Gadis itu permisi. Saya melanjutkan kembali menjemur pakaian dengan otak yg berpikir keras. Uang Rp. 10.000 yg tertinggal bersama saya mungkin bakal dibelikan tahu, telur 2, dan sebungkus mi instan. Saya berkata kepada istri saya. “Kamu sama si Teteh (anak wanita saya yg pertama yg masih berumur 3 tahun) makan sama telur dan tahu. supaya saya makan sama mi saja…”

Istri saya menukas, “Tapi Ayah kan sudah makan mi instan selama tiga hari ini berturut-turut…”

Saya tersenyum, “Untuk periode sekarang, tampaknya tidak apa-apalah dulu. yg penting kau sama si Teteh jangan hingga kekurangan gizi …”

Istri saya terdiam, kembali karam menyusui anak saya yg kedua.

Sisa hari itu dilalui dengan biasa saja. Malamnya, saya Musti pergi ke pengajian yg letaknya sekitar 4 kilo dari rumah. Saya tidak menggunakan angkot Saat itu alasannya ialah uang yg tertinggal hanya Rp. 2000 lagi dan saya tinggalkan bersama istri.

Seusai pengajian, ustad yg mengisi pengajian menghampiri saya. “Ini ada titipan dari seseorang…” seraya menyodorkan sebuah amplop.

Saya gelagapan, “Dari siapa ya Ustad? Dan titipan apa ini?”

Ustad tersenyum, “Sepertinya uang. Siapa yg memberikannya, tidak perlulah tahu. InsyaAllah, halal dan thoyyib. Katanya ini hanya hadiah saja…”

Saya tidak berkata apa-apa lagi. Di sisi lain saya merasa berat, namun saya juga merasa bersyukur masih ada yg memperhatikan keadaan keluarga saya Saat berada dalam kesulitan. Saya mengucapkan terima kasih dan meminta Ustad untuk menyampaikannya kepadanya.

Di jalan, saya membuka amplop itu ternyata memang berisi uang! Jumlah sangat banyak buat saya. Saya belikan istri martabak telur kesukaan istri dan Saat hingga ke rumah, saya menyantapnya bersama, sementara belum dewasa sudah terlelap. Istri saya berujar lirih, “Allah selalu bakal Mengubah sekecil apapun kebaikan yg kita lakukan. Mungkin ini berkah dari sedekah tadi pagi yg Ayah berikan…”

Sumber repost https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2355256147833106&id=100000462309097

0 Response to "Rezeki Tiba Dari Arah yg Tak Disangka"