Banyak sekali mitos yg berkembang di masyarakat mengenai rematik. Keliru satunya, mitos yg menyatakan rematik timbul jawaban sering mandi malam.
Menurut Prof Dr dr Handono Kalim SpPD KR, kebenaran hal itu masih belum terbukti. Sejauh ini, belum ada bukti yg menguatkan bahwa mandi malam bakal menyebabkan penyakit rematik. Ada juga yg menyampaikan asam urat berlebih dapat menyebabkan penyakit rematik. Asam urat, merupakan jenis rematik yg dikarenakan endapan kristal monosodium urat atau asam urat yg terkumpul di dalam sendi. Hal itu dikarenakan tingginya kadar asam urat di dalam darah. Namun, asam urat tersebut hanya satu di antara beberapa penyebab penyakit rematik.
Selain itu, ada mitos lain yg menyampaikan rematik merupakan penyakit keturunan. Penyakit rematik, tidak selalu diturunkan pribadi dari orang bau tanah ke anak. Meski demikian, ada kecenderungan keluarga menjadi faktor risiko terjadinya rematik. Misalnya, pada theumatoid arthritis (RA), lupus erimatosus, dan asam urat.
Ada juga yg menyampaikan sakit tulang pada malam hari merupakan tanda penyakit rematik. Gejala yg Biasa terjadi pada penderita rematik ialah pegal-pegal dan peradangan pada sendi. Misalnya, merah, bengkak, nyeri, terasa panas, dan sulit digerakkan. Gejala itu tidak hanya menyerang pada malam, tapi dapat setiap saat.
Rematik pun sering diidentikkan dengan penyakit yg menyerang orang berusia lanjut. Padahal, rematik dapat menyerang siapa saja. Entah bau tanah maupun muda, baik perempuan maupun pria, bergantung pada jenis penyakit rematiknya. Rematik jenis osteoarthritis, umumnya menyerang mereka yg berusia di atas 45 tahun. Rematik jenis lupus eritematosus menyerang perempuan muda usia produktif, tapi juga dapat menyerang setiap orang. Anak-anak juga dapat terjangkit penyakit rematik yg dikenal dengan juvenile rheumatoid arthritis.
Oleh:
Prof Dr dr Handono Kalim SpPD KR, kepala Divisi Rheumatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang.
Prof Dr dr Handono Kalim SpPD KR, kepala Divisi Rheumatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang.
Jawa Pos
0 Response to "Mitos Nyeri Otot"